Detail Cantuman  |  UPT. PERPUSTAKAAN UIN Ar-Raniry Banda Aceh

ABSTRAK
Merokok pada usia sekolah terutama tingkat MA/ SMA tidak seharusnya dilakukan, selain melanggar peraturan-peraturan sekolah juga tidak baik untuk kesehatan. Siswa-siswa MAN Blangpidie sering melakukan hal-hal yang tidak wajar seperti merokok. Fenomena masalah merokok tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk segera ditangani. Jika tidak ditangani secara tepat dan efektif, maka akan sangat mengganggu jalannya proses belajar, yang bedampak pada kegagalan belajar, juga berdampak negative terhadap perkembangan diri siswa sendiri atau masyarakat. Maka kerja sama antara guru bimbingan konseling, guru dan wali murid sangat penting, sebab anak dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan kendala guru bimbingan konseling dalam mengatasi siswa merokok di MAN Blangpidie. Penelitian dalam skripsi ini merupakan bentuk penelitian kualitatif. Teknik pengambilan data dengan cara observasi, wawancara, angket dan dokumentasi, pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, data dianalisis dengan cara menguraikan permasalahan yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang diperoleh dilapangan sesuai dengan realita untuk dideskriptifkan secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru bimbingan konseling sangat berperan aktif dalam mengatasi siswa merokok, agar siswa membiasakan diri tidak merokok baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Dan guru bimbingan konseling juga ikut serta dalam memberikan bimbingan informasi tentang pemahaman manfaat dan bahayanya merokok bagi peserta didik, dalam hal ini bekerjasama dengan guru, dan perangkat sekolah dalam mengatasi siswa merokok di sekolah.Dalam mengatasi siswa merokok, guru bimbingan konseling mengalami kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatasi siwa merokok di MAN Blangpidie. Guru bimbingan konseling tidak sebanding dengan jumlah siswa, sehingga kurang mampu mengawasi siswa-siswi yang melanggar aturan, khususnya dalam mengatasi siswa merokok di sekolah. ketika melakukan razia didalam ruangan, siswa yang kedapatan bawa rokok ke sekolah tidak jujur dalam memberikan jawabannya, dan siswa yang merokok di sekolah memiliki kelompok tertentu, sehingga guru kurang mampu mengatasinya.