Detail Cantuman  |  UPT. PERPUSTAKAAN UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Advanced Search Beranda depanText
TINJAUAN PERKAWINAN YANG DILAKUKAN OLEH PENDERITA HIV/AIDS MENURUT HUKUM ISLAM
ABSTRAK
TINJAUAN PERKAWINAN YANG DILAKUKAN OLEH PENDERITA HIV/AIDS MENURUT HUKUM ISLAM
Nama/ Nim : Muzzammil Fachrurrazi/ 111 008 532 Fakultas/ Jurusan : Syari’ah/ Prodi Hukum Keluarga Tebal Skripsi : 66 Lembar
Pembimbing I : Dra. Hj. Soraya Devy., M.HI Pembimbing II : Rahmat Efendy Siregar, MH
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri, dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan merupakan salah satu Hak Asasi Manusia. Namun, permasalahan akan timbul apabila seseorang yang ingin melakukan pernikahan (ataupun yang sudah menikah) mengidap suatu penyakit menular yang berbahaya dan dapat memudharatkan pasangannya kelak, seperti penyakit HIV/AIDS. Hal ini tentu akan menimbulkan persoalan dikarenakan tidak ditemukan hukum yang pasti dalam al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah SAW. Dalam penelitian ini, penulis berusaha menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya: hukum perkawinan dalam hukum Islam yang dilangsungkan oleh sesama penderita HIV/AIDS dan hukum perkawinan yang dilangsungkan bila salah satu pihak dari suami isteri menderita HIV/AIDS jika ditinjau menurut hukum Islam. Dalam riset ini telah dilakukan penelitian deskriptif yang menggunakan pola deduktif-induktif dan dalam beberapa hal menggunakan induktif- deduktif dengan penelaahan sejumlah kitab, buku, dan karya ilmiah lainnya di perpustakaan yang dapat digunakan sebagai sumber rujukan atau disebut metode kepustakaan (library research). Langkah-langkah yang digunakan selama penelitian adalah pengumpulan data, pengolahan dan analisis data. Berdasarkan kajian yang dilakukan bahwa hukum pernikahan antara sesama penderita HIV/AIDS adalah sah, namun makruh, dikatakan sah apabila perkawinan tersebut dilaksanakan sesuai dengan rukun dan syarat pernikahan, dan makruh karena pasangan tersebut sama-sama telah menderita HIV/AIDS namun dikhawatirkan akan timbul mudharat yang lain seperti terhadap keturunannya. Sedangkan hukum perkawinan bila salah satu pihak menderita HIV/AIDS adalah makruh, dan bisa jadi haram apabila menzhalimi pihak lain, seperti pasangannya yang belum tertular HIV/AIDS menjadi tertular apabila tidak diperhatikan ketentuan-ketentuan dalam berhubungan suami istri dan juga terhadap keturunannya jika yang pihak istri yang berpenyakit HIV/AIDS.
Ketersediaan
0033666KKI01 | 2x4.3/MUZ/t | Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh (RUANG SKRIPSI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
33666/2x4.3/MUZ/t (SYARIAH HUKUM KELUARGA)
|
Penerbit | SYARIAH HUKUM KELURGA ISLAM : Banda Aceh., 2014 |
Deskripsi Fisik |
xi; 66 hlm; 30 cm; Bibliografy 64
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
2x4.3
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain