Detail Cantuman  |  UPT. PERPUSTAKAAN UIN Ar-Raniry Banda Aceh

PEMAHAMAN HADITS SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL TENTANG HAK HADHANAH ANAK KARENA PERCERAIAN
Nama : Muhamad Zahail Bin Khairudin
Nim : 111109198
Fakultas/Jurusan : Syari’ah dan Ekonomi Islam/Program Studi Al-Ahwal Al- Syakhshiyah
Tebal Skripsi : 67 halaman
Pembimbing I : Drs. Burhanuddin Abd. Gani
Pembimbing II : Muhammad Yusuf, M.Ag


ABSTRAK
Mayoritas ulama sepakat bahwa hadits merupakan sumber utama hukum Islam setelah Alquran. Sebagai sumber utama, hadits menjadi rujukan dalam setiap kehidupan manusia, baik yang berupa hablum minallāh maupu hablum minannās. Semuanya telah diterangkan oleh hadits. Hadits yang bersifat universal perlu diinterpretasikan oleh manusia dalam hal ini adalah para ulama untuk memudahkan umat dalam memahaminya. Terutama sekali hadits yang berhubungan dengan hadhanah yang menyatakan bahwa ibu lebih berhak terhadap anak. Untuk mengetahui pemahaman para ulama mengenai hadits hadhanah tersebut apakah para ulama memahaminya secara tekstual dan kontekstual dan dikaitkan dengan konteks kekinian. Untuk memperoleh jawaban tersebut, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Kedua data tersebut di analisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan dan menganalisis permasalahan sedetil mungkin. Sumber primer diperoleh dengan mengkaji kitab-kitab yang membahas tentang hadhanah. Sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari data kepustakaan (library research) sebagai data pendukung yang mempunyai relevansi (munasabah) dengan materi pembahasan skripsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman para ulama terhadap hadits tentang keutamaan ibu mengasuh anak adalah bahwa ibu hanya lebih berhak mendapatkan hak hadhanah bila memenuhi syarat. Bila tidak memenuhi syarat mengasuh anak, maka hak ibu menjadi gugur. Pemahaman ulama terhadap hadits bila dikaitkan dengan konteks sekarang sangat sesuai. Karena prinsip utama dari pemahaman dititikberatkan pada kemaslahatan dan kepentingan terbaik bagi anak. Kemaslahatan anak akan terwujud berawal dari cukup tidaknya syarat-syarat yang harus dimiliki oleh pengasuh.