No image available for this title

Text

ANALISIS PENETAPAN UPAH TENAGA KERJA PADA USAHA FOTOKOPI MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus di Gampong Kopelma Darussalam Kota Banda) (Nomor Skripsi 56)



ABSTRAK
Nama : Erika Diana
NIM : 120908332 Fakultas/Jurusan : Syari‟ah dan Hukum/Hukum Ekonomi Syari‟ah Judul : Analisis Penetapan Upah Tenaga Kerja Pada Usaha Fotokopi Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Gampong Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh) Tanggal Sidang : 28 Mei 2015 M / 1436H Tebal Skripsi : 88 Halaman Pembimbing I : Prof. Dr. Alyasa Abubakar, M.A. Pembimbing II : Dr. Muhammad Zulhilmi, S.Ag., M.A.
Kata Kunci : Upah, Tenaga Kerja, Usaha Fotokopi, dan Ekonomi Islam
Salah satu tujuan dari bekerja ialah untuk memperoleh upah. Upah merupakan suatu imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja atas pekerjaan/jasa yang telah dilakukan. Ketidaksesuaian upah akan menimbulkan kesenjangan sosial antara pekerja dan pengusaha. Oleh sebab itu, penetapan upah dalam ekonomi Islam harus berdasarkan prinsip adil dan layak. Adil mengandung makna bahwa upah yang diberikan sesuai dengan kesepakatan bersama antara pekerja dan pengusaha serta sesuai dengan berat pekerjaan. Sedangkan layak mempunyai makna upah yang diberikan mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta sesuai dengan upah pada umumnya (upah minimum). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep upah dalam hubungan industrial, serta bagaimana penetapan upah pada usaha fotokopi menurut perspektif ekonomi Islam di Gampong Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada tenaga kerja. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 responden. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa upah yang diberikan kepada pekerja tidak sesuai dengan konsep upah dalam hubungan industrial. Upah yang diterima oleh pekerja fotokopi Gampong Kopelma Darussalam masih di bawah upah minimum. Selanjutnya konsep upah dalam ekonomi Islam yang ditinjau dari segi kelayakan, bagi pekerja lajang upah yang diterima telah memenuhi unsur layak namun untuk pekerja yang sudah berkeluarga upah yang diterima tidak layak karena belum mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Ditinjau dari segi adil, upah yang diberikan telah sesuai antara beban pekerjaan dengan imbalan yang diterima namun dalam kejelasan akad, konsep adil belum terpenuhi. Pekerja tidak ada pilihan lain untuk tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh majikannya. Saran dari penelitian ini adalah pengusaha hendaknya menyesuaikan upah dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan tingkat upah minimum. Dan bagi pemerintah agar lebih menegaskan terhadap peraturan mengenai upah minimum. Jenis usaha apa saja yang dapat diberlakukan upah minimum agar tidak berdampak negatif pada keberlangsungan usaha kecil khususnya fotokopi.


Ketersediaan

0033875KKI0133875/2x6.311/ERI/aPerpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh (RUANG SKRIPSI)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
33875/2x6.311/ERI/a HUKUM EKONOMI SYARIAH
Penerbit SYARIAH HES : Banda Aceh.,
Deskripsi Fisik
xiv; 72 hlm; 30 cm; Bibliografy 69
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2x6.311
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this